sound track of JMB

Kamis, 29 Oktober 2009

Senja.. yang jingga

Pukul 11.15 siang. Aku merasakan ada belaian lembut di kepalaku. Dengan susah payah aku membuka mata. Mengerjap-ngerjap silau. Tirai jendela yang tepat berada di atas kepalaku sudah dibuka. Cahaya matahari tak segan lagi merangsek masuk melalui kaca jendela. Kau berdiri disana. Disampingku. Hari ini kau masih mengenakan gaun putih, rambutmu yang sebahu sengaja kau gerai. Perpaduan antara cahaya matahari, gaun putihmu, dan kulit putih pualammu semakin membuatku silau. Aku terbangun dan duduk, masih di tempat tidur. Mengucek-ngucek mataku sebentar. Tangan kirimu mengetuk-ngetuk jam tangan di tangan kananmu. Mungkin kau ingin bilang, sudah jam berapa sekarang?ini sudah siang. Aku tersenyum. Iya..aku sudah punya janji untuk pergi denganmu hari ini bukan?! ke tempat kesukaanmu. Tempat yang damai, katamu. Kau menarik-narik tanganku, memaksaku bangun dan menyuruhku untuk segera mandi, sambil meledekku dengan bilang kalau aku bau. Aku berhenti sebentar di pintu kamar mandi, melirikmu sebentar sambil bersenandung " kau cantik hari ini.." sambil tersenyum. Kau tertawa mendengarnya. Ya.. teruslah begitu! Aku suka melihatmu tertawa. Aku suka melihatmu Diandra-ku. Separuh jiwaku.
Sekarang aku sudah mandi. Sudah wangi. Walau belum ganti baju.
" mau teh?" kataku. Kau mengangguk. Aku menyeduh dua cangkir teh, lalu membawanya ke meja makan kecil dimana kau sudah duduk manis disana. Ini sudah hampir waktunya makan siang. Tapi buatku, ini masih termasuk sarapan. Aku mengambil roti sisa yang akan kadaluarsa besok. Kau mengomeli aku kemarin untuk segera menghabiskannya sebelum kadaluarsa.
" itu ngga sehat, nanti kamu keracunan " katamu.
" itu tak akan membuatku mati, sayang.." jawabku, meledekmu. Dan kau hanya memasang muka manyun. Aku menikmati sarapan kesianganku ini. Tiba-tiba dagumu mengisyaratkan sesuatu. Menunjuk ke sebuah gitar yang kusimpan di kursi makan di sebelahku. Hmm..kau ingin aku menyanyikanmu sebuah lagu? Baiklah! Aku mengambil gitarku, dan mulai menyetem senarnya agar nadanya sesuai. Kau menopang dagu dengan kedua tanganmu. Terus tersenyum. Seakan-akan aku adalah seorang idola, dan kau adalah penggemar fanatikku. Dan akupun mulai bernyanyi..

There's a place that we can go
A place where I can finally let you know..
I hope you find
whatever you've been lookin' for
Just remember where you're from
and who you are
'Cause there's a thousand lights
that'll make you feel brand new
But if you ever lose your way
I'll be right here for you
Cause I'm the one that loves you lately
You and me, we got this great thing
So, come back and you sit down. Relax..
Everything's to see
that you've come a long, long way
And it's the place that you should be..

[ Love You Lately_Daniel Powter ]

Kau bertepuk tangan ceria. " terima kasih.. terima kasih, i love you too!" kataku. Lalu kita berdua tertawa. Aku ingat, sejak hari itu kita selalu tertawa berdua. bersama-sama. Hari dimana aku pertama kali menyanyikan lagu itu untukmu. Waktu itu kita sudah dekat. Saling bercerita tentang hidup kita masing-masing. Aku menyukaimu. Tapi aku bukan seorang laki-laki yang pandai mengungkapkan apa yang sebenarnya aku rasakan. Meski aku mencoba, sering kali orang tak mengerti kemana maksud dari kata-kataku. Tak jarang malah salah paham. Maka hari itu, aku sengaja menyanyikan lagu ini untukmu. Dan ajaib.. kau langsung mengerti. Lihat.. betapa kau selalu mengerti aku. Maka sejak hari itu, yang tadinya selalu hanya ada 'aku' dan 'kau', sekarang jadi 'kita'.

Sekarang sudah hampir pukul 01.00 siang. Aku mulai beranjak dari tempat dudukku, berganti baju. Hari ini aku akan mengenakan polo shirt putih, biar kita serasi. Kau kan pernah bilang kalau aku kelihatan ganteng mengenakan polo shirt. Bawahan jeans plus sepatu kets. Aku siap.
" ayo kita berangkat!" ajakku. Kau meraih tanganku. Kita berjalan berpegangan tangan menuju jalan raya. Aku mampir sebentar ke toko bunga di sekitar kosanku. Membeli 1 bucket bunga tulip putih, kesukaanmu. Aku menyetop sebuah taksi, lalu menyebutkan nama tempat yang akan kita tuju. Tempat itu cukup jauh. Mungkin kita akan sampai disana pukul 3 sore nanti. Tapi tak apa, perjalanan ini tak akan terasa lama. Karena ada kau bersamaku.

Kita sudah sampai. Kau benar, tempat ini memang damai. Pohon-pohon cemara tertata rapi di sisi jalannya. Ada beberapa pohon besar di beberapa tempat. Banyak burung-burung kecil bertengger disana. Kicauan mereka membuat tempat ini begitu teduh, tenang. Kita berjalan ke tempat itu. Tempatmu merasa damai. Ini dia tempatnya. Aku berjongkok. Kau mengikutiku sambil tersenyum. Lalu aku letakkan bucket bunga tulip putih tadi disana. Di bawah nisan bertuliskan :
Diandra Lestari
11 Mei 1985
13 April 2007

Namamu. Aku memejamkan mata. Mulai berdoa. Hari sudah senja. langit mulai berwarna jingga. sungguh pemandangan yang mempesona. Hari itu juga senja. Hari dimana kau pertama kali ke tempat ini. Meski aku terus berkata, memohon, " jangan pergi..jangan pergi!!!", tapi kau terbaring sambil tersenyum. Seperti mengatakan padaku kalau kau akan pergi ke tempat yang tenang, damai, dimana kau akan merasa bahagia. Hari itu, mobilmu menabrak trotoar ketika kau berusaha menghindar dari tabrakan dengan sebuah motor. Jika kau tak menghindar, motor itulah yang akan jadi korbannya. Kemarahan waktu itu membuatku berpikir, lihat..betapa kebaikanmu malah membawamu pada kematian. Aku takut. Sangat takut. Aku hanya akan memiliki setengah nyawa jika kau pergi. Dan bagaimana aku bisa terus hidup dengan hanya setengah nyawa??? memikirkan itu membuatku tercekat. Dan bulir-bulir air mata itu berjatuhan.
Tapi, sesungguhnya kau tak pernah pergi. Kau selalu ada. Aku tahu itu.
" ayo kita pulang!" ajakku. Kau mengangguk. Kita berjalan pulang sambil tetap berpegangan tangan.
" senja yang indah bukan?!!!" kataku. kau tersenyum. Semakin erat menggenggam tanganku. Kau selalu ada. Aku tahu itu.

3 komentar:

Jl. Malam No.1 mengatakan...

ya Ampun, saya lupa ini cerpen tulisan siapa?
aneh memang, saya baru saja bangun tidur (ngga jumat'an) dan mimpi sesuatu yang tidak biasa, kebtulan ada laptop nganggur dan bua internet, tiba-tiba pas buka blog mata saya enggan berpaling untuk membaca cerpen ini, awalnya ngga begitu terhentak, tapi pas masuk tengah cerita saya kaget karena ingat mimpin saya barusan... saya mimpi tersesat dan bertemu dengan orang-orang 'aneh' di suatu tempat mereka menunjukkan jalan pulang yang ternyata jalan yang mereka tunjukan lebih menyesatkan saya... saya dalam keadaan telanjang mencari jalan menuju pulang, hari sudah hampir gelap... saya ikuti jalan yang mereka tunjukan hingga saya melewati satu daerah, saya kenakan baju dan celaka dari tas, kemudian pergi, tas saya ketinggalan, saya kembali, tas itu hilang, ternyata ada seorang ibu yang membawanya... ibu itu memberikan tas... astagfirullah, itu ibu saya (Emakku)... selagi ijin mengambil tas, saya lanjutkan dengan bertanya jalan pulang. Emakku menunjukan jalan dan menyuruh seseorang seperti semar mengantarku pulang. saya diam sejenak karena ada gorengan ditanggan yang menunggu dilahap.. kemudian saya berdiri untuk bersiap pulang. HAAHHH... saya terbangun dari tidur di Arga Wilis, tepat pukul 13.00, tanpa solat jumat berjamaan. kemudian keluar menuju toilet, kembali ke AW, melihat laptop nganggur dengan layar menampilkan link inbox yahoo, facebook, ... saya buka akun google.. masuk ke blog, membaca cerpen "seja.. yang jingga" di jalanmalambandung.blogspot.com kemudian tulis komentar ini..
setelah ini saya tidak tahu akan seperti apa hidup ini..
ya allah semoga Ibu dan Bapa (Ema dan Abah) damai dan mendapatkan ridho dan ampunanMu di sisiMu. Amien

Jl. Malam No.1 mengatakan...

lho, kok ini cerpen anonim ya??

Melda atau Holy yang tulis? jadi penasaran gini... tolong kabari dan segera sertakan penulisnya ya???

me.. as Mel mengatakan...

lagi nyante di kantor, iseng2 buka lg blognya, sudah lama sekali ga soan kesini. ehh.. ada jg yg komen cerpennya, udah jelas ada nama mel nya, masih aja nanya mpep mah hehehehe... thank you.