sound track of JMB

Selasa, 20 Januari 2009

" Mati dengan Membawa Harapan "

"jika saya harus mati sekarang, setidak-tidaknya saya mati dengan membawa harapan."

pagi ini, saya mendengar orang-orang berzikir di luar. ada apa? kemudian, cahaya datang--listrik menyala:hore!
saya segera menyalakan televisi, men-charge telefon genggam, mengecek surat-surat elektronik. sejenak,saya merasa terbebas.
kami tidak punya air bersih. tangki air kami kosong. ayah saya tidak dapat menolak permintaan orang-orang yg datang mengetuk pintu dengan jeriken kosong di tangan. dia tidak sadar berapa banyak air yg telah diberikannya hingga semuanya terlambat.
kami memang bisa menggunakan air yg lain, tetapi harus benar-benar di masak agar tidak membuat sakit. namun kalau memasaknya, ada masalah lain, kami hanya punya sedikit gas. kami mencoba minum air yg tidak steril. dengan begitu, kami bisa menggunakan gas yg tersisa untuk memasak makanan.
saya menerima telefon dari sahabat saya di Jabaliya. dia menceritakan hidupnya yg menakutkan bersama keluarganya. bom sonik dari pesawat tempur F-16 terus-menerus mengguncang rumahnya--tak ada kesempatan buat 6 anak dan istrinya untuk tidur.
rumah saudaranya dievakuasi dan saudaranya ingin pergi sesegera mungkin. dia sudah mengepak tas kecil. saya bilang untuk membawa keluarganya tinggal bersama kami--saya mengharapkan kunjungannya setiap saat.
akan tetapi, saya kemudian mendengar berita yang lebih mengerikan dari daerah tempat tinggalnya. laporan terakhir yg saya tonton memperlihatkan seorang bocah sedang mencengkram tubuh orang tuanya yg sudah mati 4 hari lalu. anjing-anjing mulai memakan mayat itu.
itu adalah kenyataan yg tampaknya tak terjadi di belahan lain dunia. apakah tayangan itu di sensor karena orang tidak sanggup menerima kebenaran, kenyataan sesungguhnya yg menimpa kami? jika kebenaran terungkap, apakah ada bedanya?
untunglah kami punya solidaritas dan saling percaya di antara kami. kami berbagi apa yg kami punya. saya kira, itu sebabnya kami mengelola makanan sendiri.
sejumlah toko mengizinkan orang belanja dengan kredit. jumlah orang yg berutang meningkat dengan cepat. akan tetapi, solidaritas dan kepercayaan tidak akan memberi kami lagi makanan. sekarang, makanan, semuanya, mulai lenyap.
saya mengajukan beasiswa ke Inggris beberapa bulan lalu. persetujuannya akan diketahui awal Januari 2009. saya menunggu dengan tidak sabar. karena tidak sabar, saya telefon British Council. mereka bilang bahwa mereka akan menelefon saya dua menit lagi. selama menunggu dua menit itu, saya hampir berhenti bernapas--beasiswa ini adalah satu-satunya harapan saya untuk mendapatkan kehidupan yg lebih baik.
petugas British Council kembali dan bilang, "saya tidak bisa memberikan jawabannya sekarang."
saya jawab,"tolong,jujurlah. apakah anda tidak punya jawabannya atau tidak mau mengabari saya berita buruk saat ini?"
kemungkinan pergi ke Inggris memberi saya harapan. istri saya bilang saya gila ketika saya bicara seolah kita sudah benar-benar ada di Inggris. saya ceritakan tema-teman saya, restoran yg kita kunjungi, dan jalan-jalan di taman.
setidaknya, jika mati, saya akan mati dengan membawa sedikit harapan. harapan bahwa saya punya kesempatan untuk hidup lebih baik. bahkan saat ini, semua itu hanya sebuah mimpi.


( Catatan Mohammed Ali, pengacara dan peneliti media. di muat di Al Jazeera. di muat juga di Pikiran Rakyat tanggal 17 Januari 2009 pada kolom "Catatan Harian dari Palestina" )

Tidak ada komentar: